![]() |
ilustrasi |
Kegiatan dimulai dari pukul 14.00 dan berakhir pada pukul
17.00 WIB. Sebelum diskusi Ratna Batara Munti selaku Pembina LBH APIK mengajak
peserta menonton film tentang beberapa capaian forum warga yang dijembatani
oleh LBH APIK di seluruh Indonesia. Seperti keberhasilan forum warga di daerah
Sigi dalam mengadvokasi kepemilikan e-KTP.
Dian Novita membuka diskusi
dengan perkenalan oleh seluruh peserta diskusi dan mengingatkan kembali keberlanjutan
Forum warga yang sudah lama vakum yakni sejak Desember 2017. Sebelumnya LBH
APIK Jakarta telah membentuk Forum Warga di Kelurahan Kalibaru pada bulan Mei
tahun 2017 dengan mengangkat isu sertifikat kepemilikan tanah, isbat nikah, dan
pendidikan. Advokasi sudah sampai pada tahap audiensi dengan kelurahan, namun
karena kesibukan ketua forum warga dan anggotanya sehingga forum warga tidak
aktif.
Ratna Batara Munti memberikan
saran agar anggota forum warga melakukan rapat untuk mengganti atau menyegarkan
kembali struktur forum warga. Setelah itu membahas isu-isu di Kalibaru yg sangat
urgent. “Saya sangat berharap ada Piagam warga. Piagam Warga merupakah komitmen
antara warga dan aparat terkait. Misalnya terkait isbath nikah bisa kita buat
piagam warga dengan Pengadilan agama setempat. Nantinya kesepakatan dibuat
dalam bentuk piagam. Jika ada piagam kan tinggal eksekusi. Satu piagam satu
masalah. Supaya ada hitam diatas putih dimana aparat berkomitmen untuk
menyelesaikan masalah” tuturnya.
Siti Mazuma sebagai Direktur LBH
APIK Jakarta sangat mendukung keberlanjutan forum warga “Untuk SPK dan Forum
Warga apabila ada kegiatan tidak perlu
menunggu dari LBH APIK, silahkan diskusi apa yang menjadi keperluan dapat ambil
di LBH APIK”.
Uli arta Pangaribuan yang
merupakan Pengacara LBH APIK Jakarta mengusulkan untuk ketua tidak harus ketua
RW mengingat beliau sangat sibuk, apabila butuh wakil bisa ditanyakan siapa
yang akan mewakili. “Saya sangat setuju, jika ketua forum bukan ketua RW akan independen
tanpa kepentingan satu RW. Sehingga perjuangannya tidak terbatas satu RW namun
satu kelurahan. Kita berharap levelnya satu kelurahan” imbuh Ratna.
Imas selaku anggota dari Forum
Warga memberikan tanggapan bahwa dia bersama anggota forum warga akan segera
melakukan rapat untuk penyegaran struktur kemudian akan dilanjutkan dengan membahas masalah yang urgent dengan
mengundang tokoh masyarakat kelurahan kalibaru.
“Mudah-mudahan kita bisa
mewujudkan forum warga yang kita
inginkan. Bisa memperjuangkan masalah yang dihadapi di Kalibaru sehingga ada
penyelesaian dan hasilnya. Kita tunggu pertemuan struktur baru dan anggota yang
lebih banyak. Untuk pembahasan isu-isu bisa memilih tempat yang lebih luas
supaya lebih semangat”. Pungkas Ratna.