Diskusi kekerasan terhadap perempuan dengan Pers Mahasiswa dari beberapa Universitas yang ada di Jakarta, terkait memperingati 16 Hari Anti kekerasan Terhadap Perempuan. (Risa/DPH)
DIAM BUKAN SOLUSI, STOP DISAYA, JANGAN LAGI KAMU ATAUPUN DIA
#STOPDISAYA
Jakarta, Senin (25/11) Dalam Rangka Memperingati 16
Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang dimulai pada 25 November - 10
Desember, LBH APIK Jakarta bersama Forum Penyintas akan melakukan kampanye
melalui media sosial, baik dalam bentuk tulisan, Quote inspiratif, bersuara
melalu radio online (Podcast), bahkan video. “Bukan hanya tahun ini,
keterlibatan Forum Penyintas dalam kampanye-kampanye anti kekerasan seksual
sudah dimulai sejak tahun 2017 dengan menyelenggarakan Drama Musikal”, ujar Dian Novita dari Divisi Perubahan Hukum.
“Dalam kampanye kali ini, Penyintas terlibat dalam
perumusan konsep hingga pelaksanaan, tentu saja kegiatan ini juga sebagai upaya
penyintas sebagai subjek yang berperan aktif. Dengan mengangkat tema “Diam
Bukan Solusi, Stop di Saya, Jangan Lagi Kamu Ataupun Dia” semakin meneguhkan
bahwa sebagai perempuan penyintas sanggup menerima keadaan yang pernah dia
alami, dan bangkit dari keterpurukan bahkan menjadi bagian yang ikut mencegah
kekerasan itu berulang” tambah Yazid Fahmi selaku ketua Panitia Kampanye 16 HAKTP
LBH APIK Jakarta.
Harapan LBH APIK Jakarta dengan keterlibatan penyintas
dalam kampanye 16 HAKTP ini, pengalaman Penyintas dapat memberikan edukasi kepada
masyarakat supaya tetap kritis terhadap isu kekerasan terhadap perempuan.
Sampai saat ini, korban kekerasan masih sulit mendapatkan perlindungan serta
akses keadilan.
“Dari pengalaman LBH APIK Jakarta dalam melakukan
pendampingan masih menemukan bahwa korban kekerasan seksual masih disalahkan
dan dianggap aib. Mereka juga mengalami banyak kerugian mulai dari proses hukum
hingga kehidupan bermasyarakat. Kerugian yang sering mereka alami adalah
stigma, baik dari aparat penegak hukum, keluarga dan masyarakat, kehilangan
pekerjaaan, berhenti sekolah, dilaporkan secara hukum oleh pelaku
(kriminalisasi), disalahkan (reviktimisasi) dll. Menghadapi kondisi ini
korban sering merasa putus asa, kehilangan harapan bahkan mencoba bunuh diri.
Untuk itu dengan kegiatan ini, perempuan penyintas yang telah melampaui
pengalaman kekerasan diharapkan dapat menggerakkan perempuan-perempuan lain
untuk lebih berani ketika menjadi korban“, tambah Siti Mazumah Direktur LBH
APIK Jakarta.
Forum Penyintas adalah wadah untuk para penyintas yang
sebelumnya pernah didampingi oleh LBH APIK. Forum ini sebagai tempat berkumpul,
saling menguatkan. Selain itu dengan adanya pertemuan rutin dengan penyintas
juga merupakan ruang belajar yang baik bagi LBH APIK Jakarta untuk menerima masukan
serta koreksi bagi alur kerja yang dilakukan oleh lembaga layanan untuk
perempuan korban. Sebelum melibatkan Penyintas dalam kampanye 16 HAKTP, LBH APIK
Jakarta terlebih dahulu meminta izin dan kesediaan penyintas untuk diterbitkan sebagai bahan kampanye.
Penghapusan kekerasan terhadap perempuan membutuhkan
kerja bersama dan sinergi dari berbagai komponen masyarakat untuk bergerak
secara serentak, aktivis HAM, gerakan perempuan, Pemerintah, maupun masyarakat
secara umum. Tentu saja keterlibatan perempuan penyintas adalah salah satu
elemen penting dalam upaya kampanye melawan kekerasan terhadap perempuan,
sehingga mereka bukan lagi sebagai objek penambah jumlah data-data kekerasan
tetapi subyek yang bersuara mewakili dirinya sendiri.
#STOPDISAYA
Cp: Yazid Fahmi:
089536723179
Liya Yuliana: 085293003392