Ini Tanganku, Ini Sayapku - Buku Pertama


Sepanjang keberadaan LBH APIK sejak 1995, kami terus bekerja untuk mengubah sistem hukum yang lebih adil, setara gender, dan inklusif untuk mencapai cita-cita mewujudnya kehidupan masyarakat yang adil dan demokratis di mana kondisi yang setara antara perempuan dan laki laki terjadi dalam segala aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Upaya untuk mengubah sistem hukum tersebut dilakukan YLBH APIK Jakarta melalui pemberian Bantuan Hukum Gender Struktural (BHGS) kepada masyarakat yang kurang mampu, khususnya kepada perempuan dan anak korban kekerasan, dan melalui pemberdayaan hukum di masyarakat. 

Dalam perjalanan pemberian bantuan hukum yang kami lakukan, pendamping dan pengacara YLBH APIK Jakarta harus mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi korban. Tidak sedikit kasus-kasus sulit kita dampingi, baik melalui proses litigasi maupun non-litigasi, telah membuat pendamping dan pengacara bekerja ekstra agar pemenuhan akses keadilan bagi korban tetap bisa dilakukan. Bekerja ekstra bisa berarti mencari kemungkinan-kemungkinan baru dan mencari terobosan di luar yang telah diajarkan buku teks atau pengalaman para pendahulu. Kemungkinan itu seringkali terasa sulit ditemukan saat kasus yang didampingi begitu pelik. Bekerja ekstra juga bisa berarti memberanikan diri untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dicoba dan memberanikan diri untuk menghadapi, bahkan tak jarang berkonfrontasi, dengan pihak-pihak yang terkait dengan penyelesaian kasus korban. 

Selain itu, bekerja ekstra juga bisa berarti menempa diri lebih kuat dan mencoba ‘berdamai’ dengan penerimaan ketika memahami bahwa langkah yang telah dilakukan tidak membuat korban mendapatkan keadilan dan pemulihan yang diperjuangkan. Dari semua yang telah dilakukan dan diperlukan dari para pendamping, kita perlu mengingat bahwa para pendamping juga manusia, tak jarang harus mengalami kelelahan mental dan berusaha kuat agar korban yang didampingi tidak kehilangan semangat untuk melanjutkan kehidupan.

Pendokumentasian Perjalanan Pendamping dan Pengacara YLBH APIK Jakarta dengan judul “Ini Tanganku, Ini Sayapku…:  Beberapa Kisah Pendampingan Korban Kekerasan di YLBH APIK Jakarta” memberikan gambaran bahwa pendamping juga manusia yang tidak jarang merasa lelah, marah, senang, sedih, sakit hati, bingung, kecewa, dan beragam rasa lain yang timbul baik sebentar maupun lama tinggal dalam diri pendamping. Seringkali terasa begitu mengaduk segenap perasaan dalam penanganan kasus yang didampingi karena kasus kekerasan terhadap perempuan sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari dari para pendamping.  


Untuk tulisan lengkapnya silahkan akses di link:

https://bit.ly/TangankuSayapku

Subscribe Text

Untuk selalu terhubung dengan kami